Seperti Air Menerjang

Saya pernah melihat langsung kekuatan air yang tak hanya mampu menghanyutkan pepohonan, tetapi sanggup merobohkan jembatan yang terbuat dari besi. Dampak yang dihasilkan setelah banjir besar itu pun tak bisa dianggap enteng karena daerah yang dilintasi oleh “air yang menerjang” itu sering kali mengalami kerusakan. Semakin dahsyat kekuatan banjir tersebut menerjang maka dampak yang akan ditinggalkan atas suatu daerah juga semakin destruktif.

Ketika Daud dan pasukannya mendatangi musuh di lokasi yang kelak akan disebut “Ba’al-Perasim”, tentu bukanlah tanpa maksud ketika nama itu dipilih. Kuasa Allah yang menaungi mereka dalam peperangan dilihat Daud seperti air menerjang, yang tak dapat dihentikan oleh apa pun, bahkan sanggup menghadirkan kekalahan luar biasa bagi pihak bangsa Filistin. Pilihan kata “Ba’al-Perasim” yang Daud pakai sepertinya hendak menegaskan suatu fakta bahwa Allah Israel jauh lebih berkuasa dibandingkan para Baal sesembahan bangsa Filistin. Ya, itulah Allah Maha Kuasa yang disembah oleh Daud, juga kita sembah di dalam nama Tuhan Yesus!

Hari ini “peperangan” macam apa yang sedang kita hadapi? Adakah perkara yang begitu menakutkan bagi kita, seperti sergapan musuh pada masa peperangan? Mari ingat bahwa kita memiliki Allah yang mampu menerjang segala perkara dalam kehidupan kita. Jika Dia berkehendak, bahkan penyakit, maut, dan kemustahilan sekalipun tidak mampu menahan-Nya untuk menyatakan kuasa-Nya atas kehidupan kita. Mari hampiri Dia dan berserulah memohon pertolongan-Nya! –GHJ/www.renunganharian.net

KETIKA ALLAH MEMBUAT TEROBOSAN
NISCAYA KEHIDUPAN KITA TAKKAN PERNAH SAMA LAGI.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *