Site icon GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI

Warisan untuk Anak

Ayah saya bukan orang mampu sehingga beliau tidak mewariskan uang atau tanah untuk ketiga anaknya. Namun, saya bersyukur, Ayah mewariskan pendidikan terbaik untuk kami. Dengan segala keterbatasan keuangan, kami disekolahkan sampai universitas. Tujuannya agar kami memiliki hidup yang lebih baik darinya. Sekarang saat saya jadi ayah, saya ingin memberikan pendidikan terbaik kepada anak bukan hanya di bangku sekolah, tapi juga secara rohani. Tujuannya agar anak saya hidup dalam takut akan Tuhan sehingga segala kepintaran yang dia miliki dipakai untuk memuliakan Tuhan.

Kita berhak mewariskan pendidikan, rumah, tanah, uang, atau kendaraan kepada anak-anak kita, selama kita mampu. Namun, ada satu hal yang lebih penting dari itu semua, yaitu pendidikan karakter di dalam Tuhan. Tuhan menghendaki umat-Nya memikirkan apa yang mereka wariskan kepada anaknya. Tuhan mau kita menggunakan setiap kesempatan untuk membawa perintah-Nya ke dalam kehidupan anak sehari-hari. Kita harus mengajarkan kepada anak berulang-ulang, lewat pemikiran, perkataan, dan perbuatan kita. Anak tidak akan melupakan dan konsisten melakukan perintah-perintah Tuhan, kalau kita menjadi guru mereka dalam setiap kesempatan (ay. 7).

Warisan harta dunia bisa sewaktu-waktu hilang karena dicuri, bencana alam, atau untuk berfoya-foya. Warisan nilai-nilai tentang Tuhan tidak akan hilang dan selalu dilakukan anak saat kita mewariskannya sejak mereka kecil. Sudahkah saya berulang-ulang mengajar anak nilai-nilai tentang Tuhan? –RTG/www.renunganharian.net

WARISAN HARTA DUNIAWI BERNILAI SEMENTARA,
WARISAN NILAI-NILAI FIRMAN TUHAN BERNILAI KEKAL.

 

Exit mobile version