Tersedia Kasih Karunia

Batsyeba, wanita yang elok parasnya. Tetapi kehadirannya saat petang menjelang di dekat istana telah membuat mata seorang raja tergoda. Daud, raja itu, memerintahkan seseorang untuk membawa wanita itu ke istana. Batsyeba tak kuasa menolaknya. Perzinahan pun terjadi! Daud pun panik saat diketahuinya wanita itu hamil. Rencana jahat muncul di pikirannya. Uria, suami wanita itu harus disingkirkan tetapi dengan sebuah konspirasi licik yang ia pikir dapat menghindarkannya dari rasa bersalah.

Kejahatan Daud jelas adalah bau busuk di hadapan Tuhan. Diutus-Nya nabi Natan dengan membawa sebuah penghakiman. Kejahatan Daud dan juga Batsyeba membawa sebuah konsekuensi yang tidak terhindarkan. “Pedang tidak akan menyingkir dari keturunanmu sampai selamanya!” kata Natan. Raja Daud dan Batsyeba sangat menyesali kejahatan itu tetapi akibat kejahatan itu sendiri tetaplah menjadi ganjaran yang harus mereka terima.

Pasangan itu memang harus menghadapi masa-masa yang buruk, namun ketika mereka bertobat, Tuhan menyediakan kasih karunia-Nya: pengampunan dan pemulihan. Batsyeba pada akhirnya dikenal bukan karena tindakan dan masa lalunya yang buruk, tetapi ia dikenal sebagai seorang ibu suri yang juga mengajarkan kebenaran Allah kepada Salomo. Pengalaman Batsyeba membuktikan betapa kasih karunia Tuhan tetap tersedia bagi setiap orang berdosa yang dengan rendah hati mengakui dosanya di hadapan- Nya. Seburuk apa pun masa lalu kita, semerah apa pun dosa kita, kasih karunia-Nya menjadikan hidup kita seputih salju. –SYS/www.renunganharian.net

SEMERAH APA PUN KEJAHATAN KITA, TUHAN TETAP MENUNJUKKAN KASIH
DAN PENGAMPUNAN-NYA SAAT DENGAN RENDAH HATI KITA MENGAKUI DI HADAPAN-NYA.